Pas saya masih sekolah,
jujur saya tuh nggak suka pelajaran Sejarah. Perasaan kayaknya ribet
banget, musti ngapalin tanggal dan tahun, serta nama-nama tokohnya. Ditambah
lagi, selama SMP dan SMA nggak pernah dapat guru yang menyenangkan. Jadi penjelasan seringnya hanya membacakan kembali dari buku teks di sekolah.
Hiks,
tambah sebel deh sama pelajaran Sejarah. Alhamdulillah lah nilai rapor buat
Sejarah masih berkisar 7-8. Itu perjuangan banget ngapalinnya, karena takut nilai jelek, bukan karena suka sama pelajarannya.
Dilalah, punya suami yang
suka banget dengan sejarah. Pas paksu yang cerita, kok kayaknya langsung nempel ya di
saya. Saya jadi mulai tertarik dengan sejarah. Mulai baca-baca dan tanya-tanya lagi dengan pak suami.
Sekarang saya lagi suka
baca-baca buku tentang sejarah Islam, kisah nabi, rasul dan
sahabat-sahabatnya. Saya pun pengin banget nularin ke anak-anak tentang kesukaan
dengan sejarah. Jangan sampai deh kayak saya, telat banget baru mulai tertarik dengan sejarah pas usianya udah tua matang.
Karena nggak pengin anak-anak menganggap sejarah membosankan, maka saya mencoba menggunakan 3 cara ini untuk mulai mengenalkan sejarah pada anak-anak. Dimulai dari kisah nabi dan rasul.
Menyediakan
buku-buku bacaan dengan gambar atau warna yang menarik dengan bahasa yang sederhana
Awal mula saya mendapatkan buku bacaan Islam buat anak-anak, karena melihat di beberapa toko buku online di
Facebook. Saya membelikan mereka buku-buku dengan harga yang terjangkau, karena menurut saya yang penting buku-buku tersebut menarik untuk mereka dan berfaedah bermanfaat.
Saya mulai mencicil membelinya, mulai dari kisah Nabi Muhammad SAW, kisah para nabi dan rasul, kisah para sahabat Nabi, dan lain-lain.
Jangan
salah, anak-anak saya mah antusias awalnya aja melihat tampilan bukunya. Begitu liat-liat isinya,
langsung deh mereka kabur. Hiks, sedih.
Tapi
bukan emak dong ya kalau nggak setrong alias gampang menyerah. Akhirnya tuh buku-buku saya pajang dekat rak buku sekolah mereka. Karena sering melihat dan gampang dijangkau, lama-lama mereka mulai tertarik tuh membuka-buka bukunya. Horeee! Alhamdulillah.
Mulai dengan
membacakannya sebelum tidur (story telling)
Yang
namanya buku sejarah, bahasanya memang nggak bisa dibikin ringan juga sih (menurut
saya ya). Tapi memang bisa dibikin simpel alias dengan kalimat pendek dan
sederhana sehingga mudah dicerna untuk anak.
Biar
mereka semakin tertarik, saya mulai membiasakan membacakan buku-buku tersebut sebelum tidur dengan cara story telling. Jadi
nggak plek ketiplekdibaca sesuai dengan tulisan di buku. Bisa ditinggal kabur sama
mereka.
Dengan
model story telling gitu, ternyata
mereka lebih antusias dengerin ceritanya. Mereka pun juga bisa sambil bertanya-tanya tentang banyak hal. Dan asyiknya lagi sih bisa
menyisipkan pesan moral secara tersirat.
Menggunakan
gambar atau mind mapping untuk memudahkan anak memahami kisah.
Kadang ada topik atau kisah yang jalan ceritanya rumit menurut anak-anak saya. Maka, saya pun mencoba menggambarkan kisah tersebut dengan menggabungkan mind mapping dan gambar sederhana untuk menyederhakan kisah. Dengan cara itu pula, mereka lebih mudah mencerna jalan cerita dari kisah tersebut.
Mudah-mudahan usaha saya (dan
paksu) nggak sia-sia nih. Soalnya, menguasai sejarah itu penting, untuk
mengenal diri sendiri, negara dan agamanya; bisa mengambil hikmah dari sejarah
agar tidak terulang, dan landasan untuk makin berkembang ke arah yang lebih
baik di masa mendatang.
Yuk, kiddos. Kita terus sama-sama
belajar tentang sejarah, biar kita bisa mengambil banyak hikmahnya kelak.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Program One Day One Post
Anak-anak memang mudah menerima dengan cara mind mapping dan story telling ya. kalau ngajari anak, aku juga lebih suka pakai map mapping, mudah buat aku dan anak juga lebih mudah mengerti ya, Mbak
BalasHapusAnak-anakku suka kalau dongeng sambil main-main kaya drama2an gitu mba. Jadi pakai nama2 tokoh yG akan kita kenalkan
BalasHapusIni pertama saya mampir kesini ya mbak. Terimakasih sudah berpartisipasi.
BalasHapus