Sedih banget
beberapa hari ini karena Danish lagi sakit. Sepertinya salah makan, karena
keluhannya selain demam adalah sakit perut. Kasian liatnya, karena badannya lemas
akibat muntah-muntah dan tidak mau makan. Alhamdulillah masih mau minum, jadi
tidak dehidrasi.
![]() |
Danish |
Padahal,
Haqqi dan Farghan juga sama-sama makan makanan yang sama. Tapi, mungkin karena
sedang tidak fit, maka ambruklah dia. Setelah diingat-ingat, ternyata juga
beberapa hari ini dia kurang serat. Maklum, Danish ini termasuk picky eater
untuk buah dan sayur. Beda banget dengan Haqqi dan Farghan. Memang tiap anak
unik, ya.
Akhirnya
saya dan suami membawanya ke dokter langganan kami di H. Samali, Pasar Minggu.
Jauh ya. Soalnya dokter ini yang biasa menangani anak-anak dari kecil, dan beliau tidak suka
memberikan banyak obat, apalagi antibiotik. Berhubung perjalanan lumayan jauh
dan bakalan macet, siangnya saya ke Hari-Hari Swalayan untuk membeli sedikit
bekal buat di perjalanan. Saya membeli beberapa snack dan buah pisang cavendish
Sunpride kesukaan anak-anak.
Oh iya,
pisang cavendish Sunpride ini sudah kami konsumsi sejak Haqqi bayi, sehingga
anak-anak pun sudah terbiasa dengan tekstur pulen dan rasa manis pisang ini. Sebelumnya,
saya melihat ada poster tentang mengetahui tingkat kematangan pisang Sunpride.
Ada gambarnya yang memperlihatkan warna dari kulit pisang dari mentah sampai
warna dengan tingkat kematangan terbaik yang mengandung kandungan nutrisi
tertinggi. Wah, saya jadi bisa memprediksi tingkat kematangan buah dan memilih
yang terbaik.
Dan, hasil
diagnosa dokter pun sama dengan dugaan kami. Karena pencernaannya sedang
sensitif, jadi tidak bisa salah makan sedikit. Dokter pun menganjurkan agar
lebih banyak lagi buat Danish untuk makan buah dan sayurnya.
Peer banget
nih buat kami, soalnya selama ini kami sudah melakukan berbagai cara agar
anak-anak menyukai buah dan sayur. Anak-anak masih belum terlalu menyukai sayur
sih, hanya sayur tertentu dengan olahan tertentu juga, seperti sop dan sayur
bening.
Untuk buah alhamdulillah sih Haqqi dan Farghan termasuk fruitaholic. Tapi untuk Danish ya
masih peer buat saya, karena hanya buah tertentu saja yang dia suka. Padahal kami
sudah melakukan berbagai cara, antara lain:
1.
Menyediakan
buah di meja. Paling tidak mereka melihat tiap hari dan jadi tertarik untuk
nyamilin buah.
2.
Membuat
jus buah.
3.
Story
telling dengan tokoh buah, sambil cerita tentang kandungan dan khasiat
masing-masing buah.
4.
Membuat
suasana makan buah menjadi menyenangkan dengan makan buah bareng sekeluarga.
Seru pas heboh berebutan buah, kayak lagi berebutan makan apa gitu.
Tapi ya gapapa sih, karena paling tidak masih
ada buah yang dikonsumsi Danish walaupun jenis dan jumlahnya terbatas. Buah
yang kami sediakan di rumah seringnya buah lokal loh, dan anak-anak suka.
Ada 4
alasan mengapa kami lebih sering menyediakan buah lokal, yaitu:
1.
Buah lebih segar. Rantai distribusi pengiriman yang singkat, menyebabkan
kualitas buah masih terjaga walaupun tanpa menggunakan pengawet. Jadi lebih
segar dan sehat, kan.
2.
Lebih
cocok dengan kondisi tubuh kita. Buah lokal kan banyaknya musiman, jadinya
menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh kita pada saat musimnya.
3.
Mengurangi
jejak karbon. Proses pengiriman buah yang singkat, menyebabkan jejak karbon
yang ditinggalkan juga jauh lebih sedikit. Lumayan kan, hal kecil yang bisa
membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
4.
Membantu
petani buah lokal. Dengan mengkonsumsi buah lokal, kita juga membantu para
petani buah lokal untuk terus berproduksi menghasilkan kualitas buah terbaik
untuk kita.
Salah satu
buah yang jadi kesukaan Danish adalah pisang. Selain murah dan enak, buah pisang ini
banyak manfaatnya sih ya. Makanya kami sediakan hampir tiap hari di rumah.
Lalu, selain enak dimakan begitu saja, juga bisa dibuat untuk berbagai macam
olahan.
Pas Danish
sakit ini, untungnya dia masih mau sedikit makan pisang, lumayan untuk
melengkapi kurangnya kebutuhan gizi tubuhnya beberapa hari ini. Pisang memang
memiliki kandungan gizi yang lengkap sih ya, seperti: air, serat, protein, gula
alami, vitamin A, vitamin B (B1, B2, B6 dan B12), vitamin C, vitamin D,
kalsium, fosfor, zat besi, kalium, magnesium, seng, dan folat.
Berhubung
pencernaan Danish sedang bermasalah, lumayan lah kandungan kalium yang tinggi
dari pisang bisa membantu memulihkan sistem pencernaannya. Lalu, kandungan
vitaminnya bisa meningkatkan imunitas tubuh Danish. Karena muntah-muntah,
tubuhnya pasti kurang cairan. Kalium pada pisang bisa membantu menyeimbangkan
jumlah cairan dalam tubuhnya. Dan, berhubung sudah beberapa hari tidak mau
makan (karena mual), pisang bisa jadi solusi terbaik karena mengandung kombinasi
tepat antara karbohidrat kompleks, serat, gula amino, dan mineral. Lumayan buat
membantu untuk meningkatkan energinya sehingga tidak terlalu lemas.
Kesukaan
Danish adalah pisang cavendish Sunpride. Pisang Pasti Sunpride. Dia suka
soalnya rasanya manis dan teksturnya yang pulen. Penampakannya pun terlihat seperti
buah impor, kulitnya mulus dengan warna kuning cerah.
Padahal
pisang cavendish Sunpride ini ternyata 100% buah nusantara alias buah lokal.
Kulitnya bisa mulus karena mulai dari pemilihan bibit sampai dengan
pengemasannya dilakukan secara maksimal. Bibit pisang ini merupakan hasil kultur
jaringan, sehingga bebas dari penyakit layu.
Pisang
cavendish Sunpride ini ada beberapa jenis yang dijual di pasaran, yaitu cluster
(terdiri dari 3-8 buah), finger (1-2 buah), dan single (hanya 1 buah dan
dikemas dalam plastik khusus yang berlubang, sehingga suhu buah terjaga dan
tidak menyebabkan jamur). Bisa membelinya sesuai kebutuhan jadinya. Saya seringnya sih membeli yang cluster. Dan asyiknya,
buah yang ditanam di perkebunan di
Lampung oleh PT Sewu Segar Nusantara ini, banyak terdapat di pasaran.
Eh, tapi
saya baru tau loh kalau pisang cavendish yang saya biasa beli itu termasuk
Low to Midland Banana yang artinya hasil pohon pisang yang ditanam di
ketinggian 0-600 mdpl. Nah, Sunpride mengeluarkan produk pisang cavendish baru,
yaitu Highland Banana, yang ditanam di ketinggian 600-1200 mdpl.
Pisang
cavendis Sunpride Highland ini ditanam di dataran tinggi daerah Gunung Kelud,
Blitar, Jawa Timur. Katanya rasanya lebih manis, kandungan nutrisinya lebih
tinggi, dan teksturnya lebih pulen. Wah, jadi penasaran. Siapa tau Danish jadi
makin doyan makan pisang.
Pisang
Sunpride ini memang jadi buah favorit keluarga kami yang setia menemani segala
aktivitas harian kami, agar kami bisa tetap fit. Pun meskipun sakit, membantu
banget untuk melengkapi kebutuhan nutrisi yang berkurang banyak. Terima kasih
pisang cavendish Sunpride, membantu menemani Danish dalam masa pemulihan
sekarang ini. Semoga cepat sehat ya Nak, soalnya minggu depan udah masuk musim
ulangan harian hiks.. Sehat..sehat...
![]() |
Seru seruan dengan Pisang Cavendish Sunpride. Berhubung Danish sedang sakit, jadi nggak ikutan deh :( |
Emang pisangnya enak bgt. Pulen.
BalasHapusPisang memang banyak banget manfaatnya ya mba, apalagi Cavendish, lebih manis dan enak. Salam kenal ya. BTW saya juga ikutan loh, kuylah berkunjung sejenak ke blog Ndeso saya
BalasHapusSemoga segera sembuh ya mbak Danishny :')
BalasHapusAku harus coba nih, udah lama juga gak makan pisang. Kalau di rumah biasanya sering nemuin pisang, tapi di perantauan agak susah, harus beli maksdnya..hehe
BalasHapusHarus berburu ke pasar atau gak supermaket. Tapi pengen coba lah, kapan-kapan sekalian maen..he
Selain mudah dicari, memang mengandung manfaat ya..
Wah serunya sampai berebutan pisang cavendishnya.
BalasHapus