Setelah kami berkeliling
di bagian rehabilitasi RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan (baca di sini), maka kami kembali ke
auditorium RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan untuk mendengarkan talkshow yang
temanya bagus banget. Warning juga
lah buat kami (para blogger) untuk menjaga kesehatan mental, dan ikut serta
mensosialisasikan tentang penyakit gangguan jiwa ini.
Narasumber pertama adalah
Budi Putra, seorang blogger senior.
Tema yang dibahas beliau adalah tentang konten. Menurut Mas Budi, saat ini
masalah serius yang sulit dihadapi oleh media main stream adalah kekuatan
sosial media. Namun sayangnya, kekuatan tersebut tidak diiringin dengan kualitas
konten yang baik.
Disinilah peran penting
blogger, yaitu untuk ikut serta mengatasi penurunan kualitas konten di sosial
media. Kita bisa loh berbagi informasi penting dari yang kita baca, atau malah
dari event saja banyak hal penting positif yang bisa kita bagi. Tentu saja,
sebagai blogger kita tidak boleh ikutan percaya dengan hoax.
Kelebihan blogger dalam
berbagi hal positif dibandingkan media mainstream yaitu, adanya sentuhan
personal dalam tulisan blogger, karena memang sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman mereka. Dengan adanya sentuhan personal, tulisan lebih terasa
ringan, simpel, namun pesan pentingnya diusahakan tetap tertangkap pembaca.
Semakin banyak blogger yang menulis dengan kualitas bagus, maka kualitas konten
di sosial media juga akan semakin meningkat.
Hal tersebut juga
disampaikan oleh dr. Nova Riyanti Yusuf,
SpKJ. Dr. Nova menegaskan bahwa media massa (dan blogger) sangat berperan
dalam upaya promotif kesehatan jiwa menurut UU No 18/2014. Penyebarluasan
informasi mengenai kesehatan jiwa itu sangat penting loh, sehingga masyarakat
lebih punya pemahaman positif tentang penyakit gangguan jiwa dan ODGJ (orang
dengan gangguan jiwa).
Nah media massa dan
blogger diharapkan bisa memberikan informasi dan menulis artikel tentang penyakit
gangguan jiwa dan ODGJ dan tidak mengarah pada stigmatisasi dan diskriminasi
terhadap ODGJ.
Penyakit ini perlu
sosialisasi lebih banyak lagi, karena di Jakarta saja 14,1% dari penduduk
Jakarta mengalami cemas dan depresi, sedangkan 2,03%-nya mengalami psikotik.
Besarnya penderita gangguan jiwa, akibat makin banyak dan rumitnya masalah di
perkotaan, namun banyak yang lupa untuk juga menjaga kesehatan mentalnya.
Ditambah dengan adanya
internet, dimana penyimpangan psikologis semakin banyak akibat mudahnya
informasi tersebut menyebar.
Kita sebagai blogger yang
berperan dalam perbaikan konten dan penyebarluasan informasi yang berguna,
serta intensitas kita yang tinggi dalam berhubungan dengan internet dan sosial
media, memiliki banyak tantangan. Kita harus paling tidak memahami pemicu
penyakit gangguan jiwa, sehingga bisa mencegah dan dan menjaga kesehatan mental
akibat interaksi kita yang tinggi terhadap smartphone dan internet (sosial
media). Kita juga bisa menulis artikel dengan acuan artikel atau naraseumber
yang akurat dan terpercaya. Kita sebagai blogger juga harus menuliskan dengan
bahasa sederhana, mengalir, dan mudah dimengerti oleh pembaca awam.
Mengenai adiksi internet
sendiri dibahas oleh Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K). Hasil studi dari
Universitas Hongkong menyatakan bahwa 6% dari populasi penduduk dunia telah
kecanduan internet, atau sekitar 420 juta orang. Mencengangkan banget ya.
Pengguna internet sendiri saat ini lebih banyak mengakses sosial media, dimana
sosial media memiliki dua sisi, positif dan negatif. Hal tersebut tentu
tergantung tujuan dari penggunanya.
Namun efek lainnya adalah
bikin kecanduan, alias mengakses sosial media secara berlebihan. Hal tersebut
menjadi makin menyimpang apabila pikiran penggunanya lebih banyak tertuju ke
dunia online, sehingga urusan offline-nya terbengkalai. Ini yang namanya adiksi
internet.
Penderita adiksi internet
ini sebenarnya harus diterapi, karena bisa berujung makin parah.
Oiya, dr suzy juga
menceritakan tentang IAT atau Internet Addiction Test. Jadi kita bisa menguji
diri sendiri dan keluarga kita tentang kadar adiksi kita terhadap internet.
Jadi, yuk ah, selain
kesehatan fisik, kita juga harus menjaga kesehatan mental. Basis agama dan
keluarga sangat penting dalam menangkal segala jenis penyakit gangguan jiwa.
Tidak ada komentar