Kita
sedang menghadapi era MEA, yaitu kerjasama antar negara-negara ASEAN dalam
bidang ekonomi atau perdagangan bebas. Tujuan MEA adalah meminimalisasi
hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan.
Saya
pernah membahas tentang peran Ibu Rumah Tangga dalam era MEA ini. Kali ini,
saya ingin cerita tentang Koperasi, revitalisasi dan peranannya, dalam era MEA terkait pengalaman saya menghadiri seminar nasional tentang koperasi.
Pada
tanggal 26 Juni 2016, saya mendapat undangan dari Indoblognet
untuk menghadiri seminar nasional tentang Revitalisasi
Koperasi di Tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN di Gedung SMESCO Lantai 2.
Era
MEA adalah masa adaptasi bagi semua negara ASEAN. Hampir semua belum lancar
menghadapinya. Tidak ada ‘magic formula’ dalam menyikapinya, karena memang
semua negara butuh proses ‘jatuh bangun’ untuk dapat menghadapi MEA.
Narasumber
pertama, Bowo Sidik Pangarso, SE (anggota DPR MPR RI A-272), mengatakan bahwa
Indonesia di posisi yang masih sangat perlu pembenahan, seperti pembenahan
dalam bidang pajak, korupsi, dan public utility. Kesiapan daerah-daerah di
seluruh Indonesia juga sangat diperlukan dalam menghadapi MEA.
Salah
satu cara dalam menghadapi perdagangan bebas adalah mengembangkan bidang
kewirausahaan. Tapi, dunia wirausaha ini pun masih sulit berkembang, antara
lain karena ketidakstabilan kebijakan dan kesulitan mencari pinjaman modal.
Koperasi
diharapkan berperan dan terlibat dalam memberikan pinjaman model pada para UKM.
Koperasi saat ini memang masih banyak hambatannya, namun diharapkan koperasi
bisa melakukan revitalisasi sehingga bisa ikut berperan aktif dalam mengembangkan
UKM.
Koperasi
adalah badan usaha yang dibentuk oleh para anggonya, tetapi harus tetap
profesional sebagai badan usaha, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha
lainnya.
Strategi koperasi sebagai badan usaha dalam menghadapi MEA
antara lain:
-
Memperkuat SDM.
Koperasi memiliki pengurus yang bukan berasal dari anggota koperasi, melainkan
staf ahli yang profesional.
-
Memperkuat organisasi.
Memperkuat organisasi dengan memperbaiki struktur, modal dan strategi bisnis
dari koperasi. Koperasi harus berorientasi profit, sehingga harus bermitra
dengan badan usaha lain untuk memaksimalkan profit.
- Menciptakan inovasi.
Koperasi harus mengikuti perkembangan zaman, dengan memanfaatkan teknologi dan
IT untuk semua aspek koperasi, seperti produksi, manajemen, dan pemasarannya.
Koperasi harus bisa menjadi bagian penting dalam pengembangan ekonomi kreatif.
- Menaikkan kelas.
Awalnya koperasi hanya badan usaha untuk mencukupi kebutuhan anggotanya.
Sekarang, koperasi harus menjadi badan usaha yang kompetitif dan berdaya saing,
dengan tetap memegang prinsip koperasi.
Narasumber selanjutnya, Choirul Djamhari, memaparkan tentang
kondisi Indonesia yang sedang dihadapi dalam era MEA ini.
Kondisi tersebut
antara lain:
1.
Pelemahan ekonomi
global
2.
Inflasi dan
fluktuasi harga makanan yang makin meningkat
3.
Bergejolaknya
pasar keuangan global
4.
Melambatnya
pertumbuhan kredit dan menurunnya kinerja korporasi
5.
Penerimaan negara
yang tidak sesuai target
Kesiapan daerah sangat dibutuhkan dalam menghadapi MEA, yaitu
antara lain dalam bidang infrastruktur, seperti ketersediaan dan kualitas sambungan
telepon, sambungan internet, pelabuhan udara, pelabuhan laut, pasokan listrik,
dan jalan darat.
Hambatan dalam berusaha juga harus bisa diminimalisasi.
Hambatan yang ada antara lain:
-
keterbatasan
bahan baku,
-
kesulitan akses
modal pada sektor keuangan,
-
persaingan usaha
yang ketat,
-
kurangnya SDM
terampil,
-
mahalnya upah
pekerja,
-
harga output yang
rendah,
-
persaingan usaha
yang tidak sehat, dan
-
biaya modal yang
tinggi.
Langkah strategis Indonesia dalam menghadapi MEA adalah:
-
meningkatkan daya
saing ekonomi
-
meningkatkan laju
ekspor
-
reformasi
regulasi
-
memperbaiki
infrastruktur
-
mengembangkan
pusat UMKM berbasis website
-
reformasi
kelembagaan dan pemerintah
-
meningkatkan
partisipasi semua unsur negara
-
reformasi iklim
investasi
-
menguatkan
ketahanan ekonomi
-
memberdayakan
UMKM
Pentingnya peran UMKM dalam menghadapi MEA ini juga harus
didukung dengan revitalisasi koperasi. Koperasi harus bisa bersifat lebih
mendidik anggotanya atau member based organization, legalitas yang memadai, dan
kompetensi tinggi.
Koperasi harus berubah sesuai dengan perkembangan zaman yang
memiliki tantangan yang berbeda. Dengan melakukan perubahan, koperasi
diharapkan meningkat daya saingnya di MEA.
Untuk itu, koperasi harus melakukan beberapa hal, antara
lain:
-
Fokus pada bisnis
(profit)
-
Konsolidasi
bisnis (internal dan eksternal koperasi)
-
Modernisasi
manajemen
-
Kerjasama antar
koperasi dan badan usaha lainnya
-
Multi strategic
sebagai badan usaha
Koperasi bisa menggunakan prinsip ekonomi berbagi, seperti
Uber, Gojek, atau Airbnb, sehingga bisa mempermudah bagi UKM yang kurang dalam
permodalan. Ekonomi berbagi juga memungkinkan koperasi tetap berkelanjutan dan
berkesinambungan.
Salah satu contoh koperasi yang sukses menerapkan ekonomi
berbagi adalah koperasi bunga terbesar di Belanda atau Aalsmeer. Selain prinsip ekonomi
berbagi, koperasi tersebut juga menggunakan IT sebagai basisnya dan
transportasi yang efisien, sehingga bisa menjual banyak bunga ke seluruh dunia
dengan kualitas yang baik.
MEA adalah keniscayaan yang harus dihadapi, sehingga koperasi
harus berubah dalam menghadapi perubahan zaman. Pada Hari Koperasi tanggal 12
Juli 2016 kemarin yang ke 69, semoga koperasi bisa melakukan revitalisasi untuk
meningkatkan daya saingnya di MEA.
UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara :)
BalasHapus