Tahun 2016 ini, MEA mulai berlaku. Oiya sebelumnya, saya mau
cerita sedikit tentang MEA. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) mulai memberlakukan
pasar tunggal atau perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. Jadi,
perdagangan barang dan jasa bisa dengan mudah dilakukan di berbagai negara
kawasan Asia Tenggara. Konsekuensinya, kompetisi perdagangan di negara sendiri
pun akan semakin meningkat, karena harus bersaing dengan produk dan jasa luar
yang kadang kualitasnya lebih baik dengan harga yang lebih murah.
Perdagangan bebas di sini tidak hanya berlaku untuk barang
dan jasa. Tapi juga untuk berbagai profesi dengan keahlian khusus. Dengan
berlakunya MEA, maka berbagai profesi dengan keahlian khusus tersebut bisa
dengan mudah diisi oleh tenaga kerja asing.
Kedengerannya menyeramkan ya, harus bersaing secara
internasional, walaupun masih dalam taraf Asia Tenggara. Tapi sebenarnya
manfaatnya banyak juga loh untuk negara kita. Bila sumber daya manusia kita
mampu bersaing di MEA, maka tingkat kemiskinan akan menurun, penduduk kelas
menengah akan meningkat jumlahnya, investasi di Indonesia meningkat, dan
pendapatan per kapita Indonesia juga akan makin tinggi.
Saya sebagai Ibu Rumah Tangga, tadinya menyangka tidak akan
bisa berbuat banyak dalam menghadapi MEA ini. Toh, saya lebih banyak di rumah
mengurus keluarga. Etapi, ternyata anggapan saya ini salah banget. Banyak
sekali hal-hal yang terlihat kecil, tapi bisa saya lakukan dalam menghadapi
tantangan MEA ini.
Mau ikutan berperan dalam menghadapi MEA? Yuk, ini ada
beberapa cara saya sebagai IRT menghadapi MEA.
Mendidik Anak-anak Menghadapi Zamannya
“Didiklah
anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda
dengan zamanmu”
Ibu sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya, berperan sangat penting
dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan zamannya. Jadi, saya sebagai Ibu bisa
berperan serta dalam menghadapi MEA dengan cara mendidik anak sesuai dengan
zaman mereka.
Beberapa hal yang bisa dicapai dalam rangka MEA, antara lain:
1.
Memperkuat akhlak dan aqidah anak-anak, sehingga mereka punya imunitas
sendiri menghadapi pergaulan dengan aneka bentuk perbedaan.
2.
Membangun mental anak-anak menghadapi persaingan, terutama persaingan
internasional nantinya. Pantang menyerah, gigih, aktif, mampu mencari solusi, dan
menjunjung tinggi sportivitas.
3.
Melatih life skills anak-anak, seperti kemampuan bergaul dalam berbagai
perbedaan, keterampilan berpikir, dan keterampilan hidup dasar lainnya.
4.
Memotivasi anak-anak agar memiliki keterampilan lain di luar bidang
akademis. Keterampilan khusus di luar akademis akan sangat berguna untuk mereka
sendiri nantinya, seperti bahasa, gambar, atau olahraga.
5.
Dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Karena itu, olahraga
sangat dibutuhkan untuk membantu anak mendapatkan badan yang sehat, selain
asupan nutrisi. Penginnya sih anak-anak nantinya bisa punya keterampilan
olahraga seperti sunah Rasulullah, yaitu berenang, berkuda, memanah.
Semua butuh proses tentu saja, dan butuh kerja sama dengan pasangan.
Pun, ditambah dengan lingkungan yang mendukung. Sering dengar pepatah ini kan
ya, “It takes a village to raise a kid”.
Update dan Selalu Belajar Menghadapi Perubahan
Walaupun IRT, tetap harus update dengan perubahan lingkungan.
Harapannya sih, kita bisa mengikuti perkembangan zaman, sehingga kita tahu
bagaimana mendidik anak sesuai zaman mereka.
Kita juga harus terus belajar. Misalnya, zaman dimana internet sudah
mendasar dalam kehidupan kita. Jadi, saya mencoba belajar menggunakan internet
untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan, dan meningkatkan networking.
Pun dengan kita mengetahui perkembangan internet dan mengetahui cara
penggunaannya, maka kita bisa membentengi anak-anak kita dan mengajari
bagaimana cara menggunakan internet yang sehat.
Memiliki Keterampilan Khusus
IRT bisa banget loh memiliki banyak keterampilan khusus yang sangat
berguna dalam menghadapi MEA.
Misalnya, IRT bisa memiliki skill menulis. Di sela waktu senggang, bisa
digunakan untuk latihan menulis, belajar teknis menulis, atau banyak membaca.
Dengan meningkatkan kemampuan menulis, banyak hal yang bisa dilakukan dari
rumah. Ditambah dengan kemampuan berbahasa asing yang mumpuni, peluang bersaing
di MEA akan makin mudah.
Contoh lain, IRT yang hobi menjahit. Dengan meningkatkan kemampuan
menjahit dan memiliki spesialisasi produk, maka peluang untuk memasarkan
produk-produknya go Asia Tenggara akan makin mudah.
Masih banyak deh skill lainnya yang bisa dimiliki IRT dan bisa banget
bersaing di MEA.
Prinsip Cintai Produk Lokal
Berhubung bagian pembelanjaan biasanya adalah Ibu, maka kita bisa
banget berperan mendukung Indonesia dalam MEA ini. Saya mencoba membeli lebih
banyak lagi produk lokal, tentu dengan kualitas yang baik. Dengan mendukung dan
mencintai produk lokal, tentu saja produk kita akan makin berjaya di negara
sendiri. Dan, membuat produk lokal tersebut lebih mampu menghadapi persaingan
MEA.
Jadi, IRT banyak kan perannya dalam rangka mendukung Indonesia dalam
persaingan menghadapi MEA. Tetap berjuang ya ibu-ibu, mendidik anak-anak dan
meningkatkan kualitas diri kita sendiri.
Jangan dilupakan tentang pentingnya disiplin ya. Tanpa disiplin kita akan ditinggal. Mbuang sampah sembarangan bisa di denda di Singapura.
BalasHapusSalam hangat dari Jombang
sebagai ibu ruamh tangga harus siap mengahdapi MEA ya
BalasHapusSalam kenal, Mbak Indri :)
BalasHapusJustru sebagai madrasah pertama keluarga, ibu memiliki peranan amat penting lho mba dalam MEA ini. Klo bukan ibu yg mendidik dan mengarahkan putra-putrinya, siapa lagi cobaaaa ;) Putra-putrinya ini lah yang nantinya akan membawa Indonesia melesat di panggung ASEAN, bahkan dunia.
BalasHapusKedatangan MEA memang tak bisa dicegah. Yang penting selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas diri.
BalasHapusUlasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
bahkan seorang ibu Rumah Tangga pun harus siap menghadapi MEA. Karena ibu memang sekolah pertama bagi anak :)
BalasHapus