Dulu pas kuliah semester terakhir, kita diharuskan mengambil
mata kuliah pilihan yang mendukung skripsi. Berhubung jurusannya Konservasi
Sumberdaya Hutan, maka mata kuliahnya pun seperti Penangkaran Satwa Liar, Ekowisata,
Hutan Kota, Arsitektur Lanskap, dan Konservasi Tumbuhan Obat. Menarik ya?
Saya mengambil mata kuliah Hutan Kota dan Arsitektur
Lanskap, sesuai dengan tema skripsi tentang penggunaan SIG (Sistem Informasi
Geografis). Dulu kurang tertarik dengan satwa liar atau tumbuhan obat.
Berhubung tiap kali ada teman kuliah menggelar seminar
skripsi saya usahakan datang, jadi tahu juga lah sedikit-sedikit tentang mata
kuliah pilihan lain. Saya malah jadi tertarik tentang tumbuhan obat, karena bisa amat bermanfaat buat kesehatan.
Indonesia itu ternyata gudangnya tumbuhan obat. Berhubung
Indonesia memiliki hutan dengan keberagaman hayati yang tinggi, maka potensi
tumbuhan obat di hutan Indonesia pun tinggi. Sekitar 90% dari total jenis
tumbuhan obat di kawasan Asia, ada di Indonesia. Keren, kan?
Tinggal kita yang harus bisa mengelola, mengolah, dan
memanfaatkannya, sehingga bisa memberikan manfaat untuk kesehatan, ekonomi,
sosial budaya, dan lingkungan.
Kita bisa loh menanam sendiri beberapa tanaman obat di
pekarangan rumah kita. Ini yang disebut dengan apotik hidup. Bila memiliki pekarangan rumah tidak begitu luas,
bisa diakali dengan menanam tanaman obat di pot. Pot-pot tersebut bisa
diletakkan di rak pot, digantung di dinding, atau dengan sistem hidroponik.
Manfaat memiliki apotik hidup ini banyak, antara lain: (1)
Bisa menambah keindahan pekarangan kita, (2) Memberikan manfaat kesehatan bagi
pemiliknya, (3) Bisa memberikan manfaat ekonomi, minimal menghemat anggaran
untuk obat, (4) Mengurangi penggunaan bahan kimia yang masuk ke tubuh kita.
Manfaat kesehatan sendiri bukan hanya untuk mengobati
penyakit, tapi bisa juga untuk mencegah penyakit, memperhalus kulit, menambah
daya tahan tubuh, memperlancar peredaran darah, sampai sekadar menghangatkan
tubuh.
Tanaman obat ini juga mudah dalam perawatan tanamannya,
sampai cara pengolahannya untuk bisa dikonsumsi. Untuk memilih tanaman obat
jenis apa yang ingin kita tanam, sesuaikan saja dengan manfaat yang pengin kita
dapat. Terus, sesuaikan juga dengan pekarangan rumah dan cara menanam yang kita
bisa.
Jahe adalah salah satu tanaman obat yang multifungsi. Selain
untuk kesehatan, bisa digunakan untuk bumbu dapur, dan kecantikan. Bisa
memberikan manfaat ekonomi juga, bila dipanen dalam jumlah banyak dan dijual.
Sebab, permintaan untuk jahe ini tinggi.
Dulu teman sekamar kos saya saat kuliah, memproduksi minuman
jahe dalam bentuk bubuk. Dan ternyata rasanya enak. Saya jadi suka meminumnya,
karena hanya tinggal seduh (bisa jadi minuman hangat atau dingin) dan
memberikan banyak manfaat. Salah satunya ya menghangatkan badan, secara dulu
sih Bogor tuh dingin banget.
Manfaat kesehatan lainnya dari jahe, antara lain:
- Melancarkan peredaran darah
- Mengurangi perut kembung
- Mengurangi migren
- Mengurangi demam dan batuk
- Mengurangi tekanan darah
- Menjaga siklus menstruasi agar teratur
- Menjaga stamina tubuh
- Mengurangi mual, sehingga cocok untuk mengurangi mabok di perjalanan, atau morning sick syndrome saat kehamilan
- Anti peradangan
Banyak ya kelebihan jahe ini, sehingga banyak yang favorit menanam jahe di apotik hidupnya. Selain itu, cara menanamnya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Selain dalam bentuk segar, misalnya jahe segar direbus dan diminum airnya, atau diparut, jahe ini juga bisa diolah dalam berbagai bentuk, seperti minyak atsiri, bubuk, asinan, dan sirup.
Saya belum mulai menanam tanaman obat sih, soalnya pekarangan rumah saya masih penuh dengan tanaman hias favorit suami dan anak-anak. Tapi, pengin mulai pelan-pelan bikin sudut apotik hidup di pekarangan rumah, dimulai dari menanam jahe ini.
- Mengurangi mual, sehingga cocok untuk mengurangi mabok di perjalanan, atau morning sick syndrome saat kehamilan
- Anti peradangan
Banyak ya kelebihan jahe ini, sehingga banyak yang favorit menanam jahe di apotik hidupnya. Selain itu, cara menanamnya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Selain dalam bentuk segar, misalnya jahe segar direbus dan diminum airnya, atau diparut, jahe ini juga bisa diolah dalam berbagai bentuk, seperti minyak atsiri, bubuk, asinan, dan sirup.
Saya belum mulai menanam tanaman obat sih, soalnya pekarangan rumah saya masih penuh dengan tanaman hias favorit suami dan anak-anak. Tapi, pengin mulai pelan-pelan bikin sudut apotik hidup di pekarangan rumah, dimulai dari menanam jahe ini.
![]() |
Pojok pekarangan rumah saya (Dok. Pribadi) |
Jahe geprek campur teh panas enak banget tuh mbak. Makasih sharingnya ya :)
BalasHapusAku kLo bikin teh juga paling suka dikasi jahe jadi teh jahe..seger bgt :)
BalasHapusWah ini bener - bener cita2 saya banget mbak. Ingin memiliki apotik hidup :D
BalasHapus